Motivator kondang, Mario Teguh, ikut berkomentar soal fenomena sosial Lebaran di Indonesia. Hal seperti mudik, baju baru, dan belanja makanan yang berlimpah menurutnya kurang sesuai dengan prinsip kesejahteraan. Benar-benar Kata Bijak Mario Teguh Banget itu!
Menurut Mario, dalam mudik maupun belanja berlebihan itu, masyarakat menggunakan agama sebagai alasan untuk memburu hal-hal yang bertentangan dengan kesejahteraan.
Sebab, ia jelaskan, kesejahteraan berkaitan dengan disiplin. Termasuk disiplin anggaran. "Nah, disiplin untuk menjadi sejahtera itu dilanggar untuk alasan emosional (Lebaran)," kata dia.
"Jadi, bangsa kita ini memang, merencanakan liburan itu lebih serius daripada merencanakan keberhasilan," sambung Mario. Kalau mau liburan, rencananya detail dan rinci. Sementara untuk karier, untuk merencanakan dirinya agar pantas dibayar lebih tinggi, kerap tidak ada rencana.
"Jadi pantas kalau kita lamban keluar dari keadaan sulit. Tetapi hal ini sensitif. Kalau diingatkan nanti responnya seperti kita masuk ke wilayah keagamaan. Sebab perilaku berbelanja yang tidak diisiplin ini dikaitkan dengan ibadah, ritual," kata Mario seraya mengakui, "Jadi memang sulit dinasihati. Tetapi ada pendidiknya kok. Yaitu rasa stress. Setelah pulang liburan itu, mereka stress."